HIDUP JADI BERKAT
(Mat . 5 : 13 – 16 ; Gal. 3 : 8)
PENDAHULUAN
Syalom.
Saudara
seiman yang dikasihi Tuhan. Khotbah Tuhan Yesus di Bukit, dalam Mat. 5 : 1- 12
menyangkut masalah karakter/kepribadian masing-masing orang beriman. Tapi mulai
Mat. 5 : 13, menyangkut masalah hubungan kita dengan orang lain dan dengan
hukum Tuhan/Firman Tuhan. Dalam Mat. 5:
1-12, berisikan pengajaran bagaimana seharusnya hidup secara pribadi sebagai
orang beriman, Mat. 5 : 13 dan seterusnya, berisikan pengajaran bagaimana
seharusnya kita hidup sebagai anggota Jemaat Tuhan/Persekutuan /Gereja Tuhan.
Dalam hidup
bersama di dunia ini, ternyata Tuhan Yesus mau supaya kita jadi berkat, artinya
hidup kita bisa menjadi kebaikan untuk orang lain. Ada orang berpikir bahwa
kekristenan adalah masalah pribadi yang tidak ada kaitannya dengan orang lain. Mungkin ada orang yang berkata dalam hatinya, “Yang penting saya percaya Yesus, hidup saya di dunia diberkati dan bila saya
mati saya masuk sorga, orang lain ya urusan mereka sendiri ”. Tapi Firman Tuhan
tidak mengatakan seperti itu. Abraham dipanggil bukan hanya untuk menjadi orang
percaya Tuhan, tapi juga dipanggil jadi berkat untuk orang lain. Hidup untuk
jadi berkat dapat kita lihat dalam khotbah Tuhan Yesus di Bukit ini. Umat Tuhan
diumpamakan sebagai garam dan terang. Marilah kita mempelajari bersama-sama
Firman Tuhan Yesus ini.
ISI RENUNGAN :
I. GARAM DUNIA = HIDUP MEMILIKI KEPEDULIAN
Mat. 5 : 13
,”Kamu adalah garam dunia……dst.
Garam menjadi
berarti atau berguna karena rasa asinnya. Kalau rasa asinnya hilang maka garam
tidak berarti atau berguna lagi. Bagi kita yang tinggal di zaman modern dan di
Negara Indonesia ini, perumpamaan yang dipakai oleh Tuhan Yesus ini
membingungkan. Bukankah garam dan rasa asin sudah menyatu dan tidak dapat
dipisahkan. Tidak ada garam yang tidak asin.
Para ahli Biblika/Alkitab menjelaskan bahwa, garam yang dipakai oleh
Tuhan Yesus sebagai perumpamaan adalah sejenis batuan mineral yang mengandung
rasa asin. Kalau batuan itu hilang rasa asinnya, maka batuan itu dibuang di
jalan. Garam berarti atau berguna karena rasanya, bukan karena keberadaannya.
Garam bermanfaat atau berarti karena rasa asin yang dapat dinikmati oleh orang
banyak, bukan karena nama benda itu, yaitu “garam.”
Kita akan menjadi
orang-orang yang mempunyai nilai, berharga, berarti dipemandangan Tuhan Yesus,
kalau hidup kita mendatangkan kebaikan buat orang lain. Bukan karena kita
menjadi orang Kristen atau menyandang nama Kristen. Kita akan menjadi orang
Kristen yang berguna di mata Tuhan, kalau kita mau dan siap untuk menjadi
berkat untuk orang lain. Banyak orang berkata,”Pada zaman sekarang sangat
langka orang yang jujur dan berbuat baik pada orang lain.” Bagi kita ucapan ini
tidak berlaku. Sebab berbuat baik adalah bagian kehidupan kita sebagai orang
percaya Tuhan.
Garam yang
kehilangan rasanya, menggambarkan orang Kristen yang sudah kehilangan
kepeduliannya untuk berbuat baik pada orang lain. Mengapa bisa bisa terjadi
seperti itu ? Sebab sifat individualis dan egois yang dimiliki dunia sudah
mempengaruhi orang Kristen. Lihatlah dalam kehidupan nyata sehari-hari. Rumah
tinggal yang dikelilingi tembok yang tinggi, Pos satpam berdiri angker di rumah mewah, Satpam boleh
saja ada untuk keamanan bersama, tapi tembok pemisah antar rumah yang menjulang
tinggi harus dijauhkan. Kalau perlu tidak ada tembok pemisah. Patut kita puji
pengelola di perumahan-perumahan yang menggunakan model cluster, di mana tidak
ada tembok pemisah di muka rumah. Mungkin saja pengelolanya adalah orang Kristen.
Sebab orang Kristen diajar oleh Firman Tuhan untuk memiliki kepedulian.
Sifat dunia
yang individualis dan egois semakin hari semakin nyata dan bertambah-tambah. Jangan
sampai kita dipengaruhi sifat dunia ini, tapi sebaliknya dunialah yang harus
kita pengaruhi, dengan karakter keperdulian kita. Kita harus mempunyai sikap
untuk menghapus sifat egois dan indivudualis, sebaliknya memupuk rasa
kesetiakawanan dan persaudaraan melalui kegiatan keperdulian. Kita mulai di
keluarga kita, kemudian dilingkungan rumah kita, di persekutuan kita, dan di
mana saja kita berada. Contoh tindakan nyata/kongkrit di keluarga kita:
mengingat hari ulang tahun anggota keluarga, hari pernikahan, menanyakan
kesehatan, menyediakan kesukaan / hobby anggota keluarga, membantu mengajar
pelajaran sekolah dan sebagainya. Contoh nyata/kongkrit di lingkungan rumah
kita, mengundang tetangga pada waktu mengadakan pesta, menegur sapa dengan
tetangga, sesekali memberi makanan pada tetangga kiri-kanan , depan-belakang
rumah kita. Menjenguk tetangga yang sakit, dan sebagainya. Contoh nyata /
kongkrit hidup sebagai warga Negara yang baik. Misalnya Ikut kegiatan
keperdulian atas penderitaan masyarakat kita yang terkena bencana alam, bayar
iuran RT/RW dengan penuh tanggung jawab, membayar pajak dengan jujur, mendoakan
bangsa dan negara dan sebagainya. Apa yang sudah kita lakukan dalam persekutuan
untuk meningkatkan rasa keperdulian kita ? Supaya persekutuan menjadi tempat
yang senang dikunjungi/didatangi, sebenarnya adalah adanya rasa keperdulian. Adanya
rasa keperdulian di gereja dan persekutuan akan menjadi pendorong umat untuk
mengunjunginya. Firman Tuhan yang menjadi penambah mutu atau kualitas
kepedulian kita seharusnyalah menjadi kesukaan kita. Semakin banyak mendengar
dan membaca Firman Tuhan dengan penuh keyakinan, hidup kita semakin bermutu,
semakin terasa asinnya. Semakin tinggi rasa keperdulian kita. Rasa kepedulian
kita akan hilang kalau kita jauh dari Firman Tuhan. Bagi orang Kristen yang
jauh dari Firman Tuhan, selalu berpikir apa yang harus saya perbuat yang
menguntungkan saya; Tapi bagi orang Kristen yang hatinya penuh dengan Firman
Tuhan selalu berpikir apa yang saya harus perbuat untuk memuliakan Tuhan saya. Marilah
kita berkata seperti Daud. “Perintah-perintahMu menjadi kesukaanku. TauratMu
menjadi kesukaanku” (Maz. 119:143, 174)
Hanya Firman
Tuhan yang membuat rasa keperdulian kita semakin bertambah-tambah. Rasa asinnya
semakin terasa, seperti garam produksi pabrik garam Madura.
II. TERANG DUNIA = HIDUP MEMILIKI
KESAKSIAN
Mat. 5 : 14 – 16 : Kamu adalah terang dunia. Kota
yang terletak….dst.
Pelita dapat
berfungsi kalau nyala, memiliki terang. Terang akan berguna kalau dipakai untuk
menerangi kegelapan. Pelita yang menyala pasti ditaruh di tempat yang
membutuhkan terang. Tidak mungkin pelita ditaruh di bawah gantang, tidak
mungkin lampu mercu suar di taruh di lembah. Pelita yang menyala ditaruh di
kaki Dian, mercua suar yang menyala ditaruh di menara yang tinggi.
Terang akan
berguna, berarti, bernilai kalau ia menerangi tempat yang membutuhkan terang.
Kalau Tuhan Yesus mengumpamakan murid-muridNya, umat yang dikasihiNya sebagai
terang dunia, itu berarti bahwa kita semua harus menjadi orang-orang yang bisa
memenuhi kebutuhan dunia. Dunia yang gelap membutuhkan terang. Apa artinya ?
Artinya umat manusia didunia yang dikuasai oleh kuasa dosa yang sedang menuju
kebinasaan membutuhkan Terang yang sebenarnya yaitu Yesus Kristus.
Yesus
berfirman, Akulah Terang Dunia. Barang siapa mengikut Aku, ia tidak akan
berjalan dalam kegelapan, melainkan ia akan mempunyai terang hidup ( Yoh. 8 : 12 )
Kalau umat
percaya, kita semua, disebut terang dunia karena kita sudah memiliki Terang
yang sesungguhnya yaitu Yesus Kristus.
Kita menjadi pengatar terang, pembawa terang ke dalam dunia yang gelap,
kita menjadi saksi Tuhan. Inilah kegunaan atau fungsi terang. Tapi dalam Firman
Tuhan Yesus ini, menunjukkan bahwa ada terang yang tidak berguna atau berfungsi
sebagaimana mestinya. Terang di bawah gantang, terang ditutupi gantang. Ada
orang Kristen yang sudah kehilangan kesaksian dalam hidupnya. Seperti pelita
yang sudah hampir kehabisan minyak atau ditaruh di bawah gantang. Nyala-mati,
byar-pet, sebentar nyala, sebentar mati. Lama kelamaan mati beneran. Jangan
sampai kita menjadi orang Kristen byar-pet yaitu orang Kristen hari ini
semangat besok loyo atau menjadi Kristen kapal selam, minggu ini muncul di
gereja tapi minggu berikutnya tidak beribadah.
Bagaimana
supaya terang menjadi berguna atau berfungsi? Taruh ditempat yang dibutuhkan.
Bagaimana kita dapat menjadi saksi Tuhan ?
Mau, siap dan berani untuk
menjadi saksi Tuhan. Mau dan siap hidup dalam bimbingan terang Firman Tuhan,
mau dan siap untuk hidup menjalani Firman Tuhan di tengah-tengah masyarakat, di
tengah-tengah orang banyak, di tengah-tngah orang yang membutuhkan Yesus
Kristus.
Yesus
berkata, “….hendaklah terangmu bercahaya di depan orang, supaya mereka melihat
perbuatanmu yang baik. Pada akhirnya mereka memuliakan BapaMu yang di Sorga.” (Mat. 5 : 16) Inilah yang Tuhan
kehendaki/inginkan. Jangan sampai bukan perbuatan baik yang terlihat, tapi
perbuatan gelap, memalukan, seperti yang dilakukan oleh orang-orang yang tidak
memiliki Terang, Tidak memiliki Tuhan Yesus.
Kita harus
ada kemauan keras untuk membuang karakter dan sifat dunia. Apa itu karakter dan
sifat dunia itu ? I Yoh. 2 : 16,
Semua yang ada di dunia, yaitu keinginan daging dan keinginan mata serta
keangkuhan hidup bukan berasal dari Bapa, melainkan dari dunia.” Roma 12 : 2 :” Janganlah kamu serupa
dengan dunia, tetapi berubahlah oleh pembaharuan budimu.” Emosional, iri,
benci, dendam, mata keranjang/bakul, bohong, tamak, tidak sopan dsb yang
menjadi sifat dunia jangan kita biarkan bercokol dalam diri kita, terlebih lagi
jangan kita biarkan membentuk karakter dan sifat kita.
Kita harus ada
kemauan yang keras untuk berubah dari sifat dan karakter yang tidak sesuai
dengan firman Tuhan, menjadi mempunyai sifat dan karakter yang dikehendaki
Firman Tuhan. Tidak ada alasan apapun untuk tidak mengubahnya. Inilah yang
dikehendaki Tuhan Yesus. Kita harus mempengaruhi dunia, bukan dunia
mempengaruhi kita.
Jangan kita
beralasan, “Kitakan manusia yang masih banyak kelemahan, kitakan masih hidup di
dunia, bukan di sorga, kita kan harus jadi buaya supaya tidak dikadalin orang,
dan sebagainya. Tidak ada alasan apapun untuk tidak memperbaiki dan
memperbaharui sifat dan karakter kita. Dengan cara itulah kita bisa berfungsi
sebagai terang, mempengaruhi dunia. Membawa orang memuliakan Allah dan percaya
pada Allah dalam Yesus Kristus. Di mana ada kemauan disitu ada jalan. Kita
punya kemauan untuk memperbaiki diri, Tuhanlah yang akan memberikan jalan dan
kemampuan.
PENUTUP :
Firman Tuhan
hari ini mengajarkan kita, supaya kita hidup menjadi Garam dan Terang dunia.
Hidup memiliki Rasa keperdulian (sense of concern) dan memiliki kesaksian hidup
(Christian witness)
Tingkatkan
rasa keperdulian kita dalam kehidupan kita sehari-hari. Tingkatkan kamauan,
ketekatan dan usaha kita untuk memiliki sifat dan karakter hidup kita seperti
yang dikehendaki Firman Tuhan.
Dengan
demikian, kita akan menjadi anak-anak Tuhan, umat percaya yang sangat berharga,
bernilai dan berarti di pemandangan Tuhan. Hati Tuhan menjadi senang. Karena
kita menyenangkan hati Tuhan, Tuhan melimpahkan berkat pada kita. Sehingga kita
menjadi orang-orang yang berbahagia.
A
M I N